Cari Blog Ini

Jumat, 13 Mei 2011

NODA DARI SEBUAH VILLA

Peristiwa pilu ini kualami 2 tahun yang lalu. Saat itu kebetulan aku mendapat promosi kenaikan jabatan di kantor tempatku bekerja. Aku sempat bimbang karena bila aku menerima aku harus rela meninggalkan keluarga selama 2 bulan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan jabatan di Jakarta. Namun setelah bermusyawarah dengan Mas Yudi (40 tahun) suamiku aku bisa memutuskan promosi itu, apalagi suamiku juga mendukung. Akhirnya akupun berangkat ke Jakarta dengan perasaan lega. Sesampainya disana aku langsung bertemu dengan manager kantor pusat. Ternyata bukan hanya aku yang dapat promosi, karena disana aku juga beretemu dengan 25 peserta lain dari perwakilan cabang di seluruh Indonesia. Singkat cerita akupun sudah seminggu mengikuti pelatihan yang berlokasi di sebuah hotel di Kabupaten Bogor.
Saat istirahat makan siang, tiba-tiba ada seorang yang menyapaku, Hai Rani (nama panggilanku)... sedang apa di sini..? ternyata yang menyapaku adalah Iwan (30 tahun) temanku waktu kuliah. Dia rupanya bekerja sebagai manager pelayanan informasi di hotel tempatku mengikuti pelatihan. Singkat cerita akupun mulai sering menghabiskan waktu bersama Iwan setelah pelatihan yang selesai sekitar jam 5 sore. Iwan selalu mengajakku keliling Kota dan Kabupaten Bogor, tentunya aku sangat senang.
Hingga akhiirnya peristiwa pilu itu terjadi, seperti biasa sore itu Iwan mengajakku jalan-jalan dengan mobilnya. Iwan tahu bahwa besok hari Minggu dan pelatihanku libur sehingga dia menawariku untuk menikmati malam minggu di kawasan puncak, walau sempat bimbang tapi aku akhirnya tidak bisa menolak tawaran itu. Dengan cepat kamipun meluncur ke puncak. Sesampainya disana Iwan langsug membawaku ke sebuah villa. Di sinilah aku menghianati kepercayaan suamiku, entah kenapa aku jadi menurut saja saat Iwan merayuku dan mengajakku berhubungan intim.
Di tengah belaian udara yang dingin di puncak, aku hanya menurut saja saat Iwan mencumbuiku di ruang tengah villa. Permainan tangan dan bibirnya di daerah kewanitaanku membuatku terangsang hebat dan hanya bisa pasrah saat iwan melucuti semua pakianku hingga bugil. Setelah itu Iwan langsung menggiringku masuk ke kamar yang lebih hangat udaranya. Iwan melentangkan tubuhku diatas kasur yang empuk danlangsung menindihku dengan penuh nafsu.
Dalam keadaan birahi tinggi itu aku tak bisa berfikir normal dan nafsulah yang mengendalikanku. Aku terus melayani setiap sentuhan dan perintah Iwan. Dengan liar dia memainkan lidahnya di vaginaku. Klitorisku menjadi mainan lidah iwan, selain itu sesekali dengan nakalnya bibir iwan menyedot lobang vegyku seolah-olah ingin menghisap semua isi vaginaku, rasanya sungguh dahsyat.... hingga aku tak mampu menahan orgasmeku yang pertama, Crotttt......Ohh...... Wan enak banget bibir kamu........Ahh... Ahh.... tubuhku langsung lemas.
Namun Iwan sangat pintar dengan cepat dia berhasil mengembalikan gairahku, jari-jari tangannya sepertinya paham betul titik sensitifku, remasan dan belaiannya di kedua payudaraku membuatku kembali greng.... dan Iwan langsung memintaku nungging, lalu dari belakang dia langsung menancapkan kontolnya yang panjang dan besar. Bless.... slepp Rasanya sungguh nikmat dan aku hanya bisa merintih dan mendesah menikmati goyangan kontol iwan yang keluar masuk memekku slepp...slepp....slepp suara itu terdengar saat Iwan menghujamkan kontonya. beberapa menit kemudian Ohhh Wann aku keluar lagi..... Crott... crett... aku orgasme yang kedua, rasanya lebih dahsyat dari yang pertama. Iwan langsung mencabut kontolnya kemudian diarahkan kewajahku. Dia memintaku untuk mengulum miliknya. Walaupun aku belum pernah melakukannya walaupun dengan suamiku namun aku menurut saja, dan anehnya saat mengulum kontol Iwan itu aku kembali terangsang, mengetahui hal itu Iwan langsung melentengkan tubuhku di tepi tempat tidur.

Dia kemudian turun dari kasur dan dengan posisi berdiri dia kembali menancapkan kontolnya sambil memegangi kedua kakiku yang direntangkan kekanan dan kiri pinggangnya. Dia terus memompa memekku denga irama santai namun dengan hentakan yang keras, saat tengah asik menikmati goyangan Iwan itu tiba-tiba HPku berdering. Akupun kembali teringat pada suamiku, karena setiap jam 9 malam dia dan dua anakku selalu menelponku untuk mengucapkan selamat tidur. Aku langsung panik dan meminta Iwan berhenti bergoyang, Wan... Suamiku menelpon, kamu berhenti dulu ya.... dia menurutinya namun tetap membiarkan kontolnya menancap. Segera kuraih HPku yang ada disampingku dan kuangkat telpon dari suamiku. Iwan memintaku untuk menggunakan load speaker agar dia bisa mendengar percakapanku dengan suami. Sungguh ironis sekali.... memang waktu itu disaat suamiku berbicara lewat telpon jauh dari kota asalku, di sisi lain aku istrinya yang sedang berbicara dalam kondisi bugil di pelukan laki-laki lain.
Iwan tampaknya mulai bosan mendengarkan percakapanku dengan suami yang cukup lama, diapun kembali menggoyangkan kontolnya. Dengan terpaksa aku harus menutup mulutku agar suara desahanku tidak terdengar oleh suami dan pada saat menjawab aku denga berat hati harus menjawab dengan sekedarnya, dan untunglah suamiku sangat pengertian, dia mengira aku sudah mengantuk sehingga dia langsung mengucapkan selamat tidur padaku dilanjutkan menutut telepon. Melihatku selesai menerima telpon Iwan langsung mempercepat goyangannya, tentu saja aku jadi kelejotan tidak karuan sehingga aku tak sadar dan meracau tidak karuah Wan... oh.... Ahh.... Ahh... Kontolmu enak banget Wan.... aku puas Wann..... Iwan terus memompaku dengan cepat dan hentakan yang keras, tampaknya dia juga mau mencapai orgasme, Rani... Oh... aku mau sampai nih..... Ahh.. ahh..... aku keluarin di dalam aja ya..... Terserah kamu Wan .... aku juga mau keluar.... kita keluarin bersama ya.... Iya Rani sayang...... Jangan Kuatir...Slepp... Slepp... Ahhh.....Ah... Suara dari memekku dan desahan kami terus terdengar bersamaan. Rani.... memek kamu enak banget... hangat dan empuuk.... he... heee...he... Makasih Wan, Kontol kamu juga dahsyat rasanya..... Ran..... dahsyat mana di banding punya suami kamu........ Dahsyat punyamu Wan... Kontolmu besar.... Kuat.... dan Nakal.... Heee.... heeee sahutku. Dan akhirnya Crot...Crottt.... kami mencapai orgasme bersama. Tubuh Iwan langsung terkulai lemas sambil memelukku. Pertarungan itu membuat kami sama-sama kelelahan hingga akhirnya kami tertidur tanpa sempat berpakian.
Pagi harinya sekitar jam 7 Iwan tiba-tiba membangunkanku dengan menepuk dan meremas pantatku. Yang... sudah pagi.... bangun dong... kita sarapan yuk..!! aku langsung bangun ... dan sempat kaget karena tubuhku hanya tertutup selimut, namun sesaat kemudian aku baru sadar kalau tadi malam aku ngentot dengan Iwan hingga berkali-kali. Tampaknya aku benar-benar kelelahan akibat dari kejadian malam tadi, karena aku biasanya selalu bangun subuh dan tidak pernah bangun kesiangan. Aku langsung beranjak menuju kamar mandi. Di dalam kamar aku menangis menyesali perbuatanku yang terkutuk ini. Setelah selesai aku langsung berpakaian dan meminta Iwan untuk segera Check Out dari villa. Karena kalau masih bertahan disini sampai sore aku khawatir Iwan bakal mengajakku ngentot lagi. Dan syukurlah.... setelah sarapan kami langsung meninggalkan villa dan menuju ke Taman Safari, disana kami menghabiskan waktu hingga sore dan kemudian kembali ke hotel tempatku menginap.
Setelah kejadian itu aku selalu menghindar bertemu Iwan bahkan aku juga tidak menjawab setiap sms dan telponnya hingga pelatihan selesai.
Namun usahaku untuk tidak bertemu Iwan gagal di hari pelatihan. Beberapa jam sebelum check out, Iwan menyelinap ke kamarku saat aku keluar untuk sarapan pagi. Saat kembali kekamar dan hendak berganti baju tiba-tiba Iwan muncul dari kolong tempat tidur. Iwan langsung memelukku dan mengajakku ngentot. Tentu saja aku menolaknya, namun Iwan mengancam akan mengirimkan video rekaman persetubuhan kami waktu di villa kepada suamiku di Semarang. Semula aku mengira itu hanya gertakan saja, karena saat ngentot di villa dulu aku merasa Iwan tidak merekamnya dengan Handy cam maupun HP namun saat Iwan mengeluarkan satu kepingan VCD dan menayangkannya dengan Video Player yang ada di kamarku aku baru sadar kalau Iwan telah menjebakku. Ternyata sehari sebelum kami ke villa, Iwan telah membokingnya dan memasangkan kamera tersembunyi di kamar tidur, sehingga aku tidak tau kalau di rekam. Pantas saja saat suamiku menelpon dia minta di load speaker agar suaranya juga dapat terekam.
Akhirnya dengan terpaksa aku harus melayani Iwan untuk kedua kalinya, Dengan sangat bernafsu Iwan mecumbuiku dan menyetubuhiku dalam berbagai gaya dan posisi. Bukan hanya di tempat tidur saja akau di entoti oleh Iwan, tetapi dia juga menggoyangku diatas kursi sofa, meja, dan dikamar mandi. Dan yang lebih membuatku menyesal seumur hidup, Iwan merekam semua adekan ngentot itu dengan kamera HP miliknya. Setelah selesai Iwan meminta maaf padaku dan berjanji tidak akan menggangguku lagi dan akan segera memusnahkan rekaman itu. Aku hanya diam saja hingaa akhirnya aku kembali ke Jakarta untuk menerima sertifikat pelatihan dan kembali ke Semarang. Ternyata Iwan menepati janjinya, karena sejak saat terakhir itu dia tidak pernah menghubungiku hingga sekarang. Kini hanya ada penyesalan dalam hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar